Sabtu, 10 Oktober 2015

Pengertian, Tujuan dan Dasar-dasar Interaksi Sosial



Interaksi, yaitu hubungan saling mempengaruhi. Hubungan antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
yang dapat menimbulkan pengaruh satu sama lain. Wujud pengaruh dalam
interaksi antara lain meniru cara-cara orang lain berpakaian, berbicara,
bertingkah laku, berjalan, beraksi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud
interaksi sosial, yaitu suatu proses berhubungan dan saling mempengaruhi
antara manusia, baik sebagai individu atau kelompok, atau antarindividu
dengan kelompok.
Yang dimaksud tindakan interaksi sosial adalah langkah-langkah yang
diambil oleh orang perorangan atau kelompok yang saling mempengaruhi
dalam mengadakan hubungan. Hal-hal yang paling penting dalam interaksi
sosial adalah pengaruh timbal balik. Contoh interaksi yang paling jelas adalah
antara A dan B yang sedang berbicara. A berbicara dan B mendengarkan.
B memberikan reaksi terhadap apa yang diucapkan A, demikian pula sebaliknya.
Proses saling mempengaruhi itu dapat kita pahami dari kata interaksi itu
sendiri.

1. Pengertian
Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan
antarindividu atau antarkelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini
seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau konsep-konsep.
Jadi, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik yang
dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau
antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan,
ataupun pertikaian.
Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yang bermacam-
macam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari masyarakat, yaitu proses-
proses tingkah laku yang dikaitkan dengan struktur sosial.
Interaksi sosial ini dapat terjadi di pasar, di ladang, dalam rapat, atau di
mana saja karena memang di dalam interaksi sosial, lokasi terjadinya tidak
penting.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan
suatu proses fundamental dalam masyarakat. Tipe-tipe interaksi itu sangat
mempengaruhi ciri-ciri masyarakat, tetapi interaksi itu juga dipengaruhi
oleh norma-norma sosial yang ada di masyarakat.
Ciri-ciri interaksi sosial sebagai berikut.
a. Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain.
b. Adanya kontak sosial dan komunikasi.
52

c. Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan.
d. Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
e. Pola interaksi sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan
yang nyata, efektivitas, efisiensi, penyesuaian diri pada kebenaran,
penyesuaian pada norma, tidak memaksa mental, dan fisik.
Dalam interaksi sosial menurut Drs. Haryanto ada dua hubungan
sebagai berikut.
a. Tingkat hubungan yang dalam, yaitu bila interaksi berlangsung terus-
menerus dan tidak terbatas, sama-sama memiliki tujuan tertentu.
Contoh: hubungan orang tua dengan anak, kakak dengan adik.
b. Tingkat hubungan yang dangkal, yaitu bila berlangsung hanya saat tertentu
dan tidak berkesinambungan.
Contoh: kondektur.
Gambar 3.1
Salah satu tujuan interaksi sosial, yaitu menjalin kerja sama.
(Sumber: Kompas, 8 Agustus 2006)
2. Tujuan dan Dasar-dasar Interaksi Sosial
Proses interaksi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung misalnya melalui tatap muka langsung. Secara tidak langsung
dapat melalui sarana-sarana komunikasi misalnya surat, radiogram, telepon,
dan interlokal.
Tujuan dari interaksi sosial sebagai berikut.
a. Untuk menjalin hubungan persahabatan.
b. Untuk menjalin hubungan dalam bidang perdagangan.
c. Untuk melaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan.
d. Untuk membicarakan dan merundingkan sesuatu masalah yang timbul.
e. Untuk meniru kebudayaan orang lain yang lebih maju dan lain-lain.

53
Dasar Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasari oleh faktor-faktor imitasi,
sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak
sendiri-sendiri secara terpisah atau dalam keadaan yang bergabung.
a. Faktor Imitasi
Faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk memusuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, tetapi juga bisa
mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, sebab yang ditiru
mungkin tindakan-tindakan yang menyimpang.
b. Faktor Sugesti
Faktor ini berlangsung kalau seseorang memberi sesuatu pandangan
yang berasal dari dirinya, yang kemudian diterima oleh pihak lain.
Berlangsungnya sugesti, dapat juga terjadi karena pihak yang menerima
dilanda oleh emosi.
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam
diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain.
Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti.
Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun
dengan disengaja.
d. Faktor Simpati
Simpati, yaitu suatu proses di mana seseorang merasa tertarik
kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang
peranan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembang
jika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.
3. Pentingnya Kontak Sosial dan Komunikasi Dalam Interaksi Sosial
a. Kontak Sosial
Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi
sosial. Kontak sosial tersebut dapat berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu sebagai berikut.
1) Antara orang-perorangan, misalnya kalau anak kecil mempelajari
kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga.
2) Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya, misalnya antara partai politik dengan anggotanya.
3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya,
misalnya dua buah kontraktor saling kerja sama memborong
bangunan.
54

Suatu kontak dapat juga bersifat primer atau sekunder.
1) Kontak primer terjadi kalau yang mengadakan hubungan langsung
berhadapan dan bertemu muka dengan berjabatan tangan, saling
tersenyum, dan lain-lain.
2) Kontak sekunder terjadi kalau disertai perantara.
b. Komunikasi
Komunikasi terjadi kalau seseorang memberi arti pada perlakuan
orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang
bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak dan
komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuji
terhadap suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing
yang sempurna terjadi, kalau ditandai dengan ketidakmampuan untuk
mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.
Adanya kehidupan terasing dikarenakan secara badaniah mereka
memang diasingkan dari hubungan dengan orang lain. Padahal
perkembangan jiwa seseorang banyak ditentukan oleh pergaulan dengan
orang lain. Apabila seorang anak sejak kecil diasingkan dari pergaulan
dengan orang dan berdekatan dengan hewan, misalnya berada di
hutan, berakibat kelakuannya mirip dengan hewan. Anak tersebut tak
dapat berbicara, perkembangan jiwanya jauh terbelakang. Terasingnya
seseorang menurut Drs. Achmadi dapat disebabkan:
1) karena pengaruh dan perbedaan ras atau suku,
2) adanya perbedaan tingkat kebudayaan,
3) daerahnya sangat terpencil jauh dari kehidupan,
4) pada masyarakat yang berkasta di mana gerak vertikal sangat sulit, dan
5) adanya cacat indera, syaraf, lumpuh yang terpaksa mengurung di
rumah atau pengasingan.
Gambar 3.2
Pentingnya kontak sosial dan komunikasi dalam interaksi sosial.
(Sumber: Kompas, 12 Juni 2006)

55
4. Interaksi Sosial untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup Manusia dan
untuk Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya
Manusia dalam hidupnya selalu berhubungan dengan lingkungan alam
(fisik) dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik terdiri atas air, tanah,
udara, flora, dan fauna. Lingkungan non fisik terdiri atas lingkungan
sosial, ekonomi, dan budaya.
Alam menyediakan segalanya bagi kebutuhan hidup manusia, tetapi
alam juga mempunyai keterbatasan. Pada saat manusia belum berkembang
sebanyak seperti sekarang, keseimbangan antara kebutuhan manusia dan
tersedianya kebutuhan itu boleh dikatakan hampir tidak masalah, namun
pada saat mulai terjadi ledakan penduduk, manusia mulai menyadari
bahwa alam tidak selamanya dapat menyediakan segala bentuk kebutuhan
manusia. Beberapa jenis kebutuhan manusia memang mengalami
pembaruan melalui proses daur ulang, namun akibat pengaruh manusia
proses tersebut mengalami gangguan keseimbangan. Adanya pencemaran
air, tanah, udara, perusakan hutan, dan lain-lain merupakan contoh dari
akibat pengaruh manusia yang dapat merusak keseimbangan alam.
Bertambahnya jumlah manusia berarti bertambah pula kebutuhan yang
harus dipenuhi, seperti tempat tinggal, makanan, pekerjaan, transportasi,
dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang pesat juga
akan berakibat pada bidang ekonomi, di antaranya pendapatan, kemiskinan,
dan kegiatan ekonomi manusia. Demikian pula pertambahan penduduk yang
pesat juga akan mempengaruhi perubahan budaya manusia di antaranya
perubahan pola hidup dari keluarga besar menjadi pola keluarga kecil.
Di samping ada perbedaan tentang jumlah dan macam kebutuhan bagi
setiap golongan masyarakat atau negara, juga kebutuhan-kebutuhan yang
bersifat universal, yaitu kebutuhan semua orang di seluruh dunia sepanjang
hayatnya. Misalnya: makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, olahraga,
rasa aman, kebutuhan biologis, dan kebutuhan religius. Bagi masyarakat
modern, pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang pokok dan universal,
tetapi bagi masyarakat suku terasing (primitif), pendidikan belum
merupakan kebutuhan pokok.
Kebutuhan universal tersebut harus terpenuhi. Apabila tidak terpenuhi
maka akan mengakibatkan hal-hal yang tidak menguntungkan, misalnya:
orang yang lapar kalau tidak segera makan akan pingsan atau sakit; orang
sakit kalau tidak segera berobat bisa mati; orang yang tidak memiliki pakaian
dan perumahan, kalau tidak segera memperolehnya akan menjadi orang
yang tidak terhormat.
Meskipun demikian kebutuhan-kebutuhan manusia itu mempunyai
beberapa ciri umum sebagai berikut.
a. Kebutuhan itu ada yang munculnya disadari dan ada yang tidak disadari.
b. Kebutuhan satu dengan kebutuhan yang lain itu bervariasi tingkat
intensitasnya.
56

c. Kebutuhan itu selalu menyebabkan suatu keadaan yang tidak seimbang
dan dimanifestasikan dalam perilaku yang terarah.
d. Kebutuhan itu dapat bersifat saling kompetitif dan selalu berlomba
untuk mendapat pemenuhan lebih dahulu.
e. Kebutuhan itu kemunculannya dapat bersifat periodik dan ada yang
bersifat sementara.
Pemenuhan kebutuhan hidup manusia digolongkan dua macam, yaitu
kebutuhan yang timbul atau kemunculannya bersumber pada aspek-aspek
biologis atau organisme tubuh manusia (sering dikenal kebutuhan hidup
mendasar), dan kebutuhan yang timbul karena pergaulan antarmanusia
dalam masyarakat. Di bawah ini akan dijelaskan tentang kebutuhan hidup
mendasar atau primer, kebutuhan sosial, dan kebutuhan integratif.
a. Kebutuhan Hidup Mendasar/Primer
Kebutuhan hidup mendasar ialah kebutuhan manusia yang erat
hubungannya dengan kebutuhan jasmani. Kebutuhan hidup mendasar
itu, kemunculannya bersumber pada aspek-aspek biologi atau organisme
tubuh manusia. Beberapa kebutuhan mendasar misalnya sebagai berikut.
1) Makanan/minuman/air
2) Istirahat dan kesehatan
3) Buang air besar/kecil
4) Kebutuhan biologis
5) Perlindungan dari cuaca/iklim
b. Kebutuhan Sosial/Psikologis
Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang timbul karena
pergaulan antarmanusia dalam masyarakat. Sebagian dari kebutuhan
sosial itu merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
primer ataupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan sosial itu meliputi
hal-hal sebagai berikut.
1) Kebutuhan akan kegiatan-kegiatan bersama.
2) Kebutuhan berkomunikasi.
3) Kebutuhan akan keteraturan sosial.
4) Kebutuhan akan pendidikan.
c. Kebutuhan Integratif
Kebutuhan integratif, yaitu kebutuhan terpadu yang terdiri atas
berbagai macam kebutuhan seperti yang telah diterangkan di atas.
Pada hakikatnya setiap individu dan masyarakat suatu bangsa pasti
memiliki kebutuhan integratif. Masalahnya hanya kuantitasnya saja
yang berbeda. Kenyataannya kebutuhan individu masyarakat dari suatu

57
bangsa itu semakin hari semakin bertambah banyak dan beraneka
ragam. Kebutuhan integratif itu muncul dan terpencar dari hakikat
manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral, yang fungsinya
mengintegrasikan berbagai unsur kebudayaan sebagai sebuah sistem
yang mencakup kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut.
1) Kebutuhan akan adanya prinsip benar dan salah.
2) Kebutuhan akan perasaan keyakinan diri.
3) Kebutuhan pengungkapan kebersamaan.
4) Kebutuhan pengungkapan etika, estetika, dan kebutuhan rekreasi.
Gambar 3.3
Kebutuhan psikologis diperlukan untuk mengasuh anak.
(Sumber: Kompas, 3 Juni 2006)
5. Aturan-aturan dan Cara-cara Beradaptasi Terhadap Lingkungan Alam/
Fisik Sosial dan Budaya
Manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dia harus hidup bersama-
sama dengan orang lain. Dengan keluarganya, dengan teman-temannya
sekampung atau sekota, dan dengan masyarakat. Di samping itu manusia
hidupnya harus menyesuaikan terhadap lingkungan baik bersifat alam
(fisik), sosial, dan budaya. Bahkan manusia dalam hidupnya harus tahu
aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi terhadap lingkungan alam (fisik),
sosial, dan budaya, yaitu sebagai berikut.
a. Lingkungan fisik, contohnya iklim, relief, suhu udara, keadaan tanah,
keadaan sumber alam, dan tata air.
b. Lingkungan sosial, contohnya agama, adat-istiadat, kesenian, bahasa,
dan hukum adat.
c. Lingkungan budaya, contohnya kemajuan teknologi, keadaan pendidikan,
perkembangan pola kebudayaan, dan sikap mental penduduk.
Kebudayaan yang telah menjadi milik suatu masyarakat pada umumnya
berasal dari warisan turun-temurun. Sifat kebudayaan menjadi suatu yang
berharga bagi masyarakat. Mereka takut kehilangan karena berlakunya
menjadi pedoman hidup sehari-hari.
58

Sifat keterbukaan masyarakat untuk menerima sesuatu dari luar tergantung
dari kedayagunaan suatu kebudayaan. Apabila masyarakat memandang
perlu untuk memperbaiki maka dilakukan perubahan. Misalnya: dahulu
di pedesaan orang menumbuk padi dengan lesung, tetapi sekarang lesung
diganti dengan mesin penggiling padi. Penduduk menerimanya sebagai
perubahan.
Dalam beradaptasi dengan lingkungannya manusia akan mengikuti
pola perubahan yang terjadi. Pola perubahan kebudayaan dapat berupa:
a. Perubahan Struktur Sosial
Perubahan struktur sosial, yaitu perubahan susunan masyarakat.
Contoh: Bentuk perkawinan calon suami/istri berasal dari satu klan
(endogami) atau calon suami istri berasal dari luar klannya
(eksogami). Kemudian bentuk perkawinan berubah menjadi
heterogami, yaitu perkawinan berdasarkan endogami dan
eksogami.
b. Perubahan Nilai dan Sikap
Perubahan nilai dan sikap, yaitu perubahan oleh masyarakat terhadap
suatu bentuk kebudayaan, misalnya: bentuk kesenian, bentuk
kepercayaan, bentuk adat istiadat, dan bentuk-bentuk berbagai barang
keperluan.
c. Perubahan Tidak Direncanakan
Untuk menanggulangi kebutuhan, masyarakat biasanya melakukan
usaha sendiri secara spontan. Usaha yang dilakukan masyarakat itu
mengakibatkan perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan.
Misalnya: karena pengaruh bangunan rumah di kota, masyarakat desa
yang semula berumah bambu menggantinya dengan rumah batu
dalam berbagai bentuk.
K ata Kunci
Interaksi sosial merupakan saling mempengaruhi secara dinamis
dari kekuatan-kekuatan di mana kontak antarpribadi dan grup
menghasilkan perubahan sikap-sikap dan tingkah laku dari partisipan.

59
Tugas
Kerjakan secara berkelompok! Carilah CD pembelajaran dengan
topik ”Interaksi Sosial!”!
1. Siapkan alat dan bahan!
a. Alat tulis, lembar pengamatan, CD pembelajaran
b. TV, VCD, CD player
2. Amatilah tayangan CD pembelajaran tersebut!
Lakukan pengamatan dan isilah lembar pengamatan berikut!
Lembar Pengamatan
No.
Konsep-konsep
Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
3. Setelah selesai mengamati CD pembelajaran tersebut lakukan
diskusi dengan kelompok Anda!
4. Kumpulkan hasil diskusi tersebut pada guru untuk dinilai!

Sumber : Sosiologi SMA Kelas X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar