Sabtu, 10 Oktober 2015

Pengertian, Ciri-ciri dan Macam-macam Nilai dalam Sosiologi




Dalam pengertian sehari-hari nilai diartikan sebagai harga (taksiran harga),
ukuran, dan perbandingan dua benda yang dipertukarkan. Dapat juga diartikan
angka kepandaian (nilai ujian, nilai rapor), kadar, mutu, dan bobot, tetapi dalam
Sosiologi, nilai mengandung pengertian yang lebih luas daripada pengertian
sehari-hari. Nilai adalah sesuatu baik, yang diinginkan, dicita-
citakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat.
Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan
dan diperhatikan. Nilai bukanlah keinginan, melainkan apa yang diinginkan,
jadi bersifat subjektif. Nilai juga bersifat relatif sebab apa yang menurut kita
sudah benar dan baik belum tentu disebut nilai. Penentuan suatu nilai harus
didasarkan pada pandangan dan ukuran orang banyak. Misalnya, Joko
beryanyi di kamarnya untuk menghibur diri. Menurut pendapat Joko
bernyanyi adalah sesuatu yang sangat bernilai. Meskipun dia beryanyi di
kamarnya sendiri dengan suara yang merdu, belum tentu perbuatan itu
bernilai untuk masyarakat di sekelilingnya.
Berdasarkan kenyataan menunjukkan, bahwa orang dapat mengembangkan
ide sendiri di luar lingkup sistem nilai masyarakat. Sistem nilai ini beroperasi
dalam bidang yang terbatas, khususnya menolong dalam membuat keputusan
secara individual, tetapi dalam kasus tertentu, nilai individual itu sangat
berpengaruh dalam tingkah laku dan tindakannya sehingga dapat menyimpang
dari norma-norma serta melanggar nilai-nilai yang terkandung dalam sistem
nilai sosial.

1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu baik, yang diinginkan, dicita-citakan,
dan dianggap penting oleh warga masyarakat.
Berbagai rumusan yang sudah dikemukakan oleh para sosiolog tentang
nilai sosial sebagai berikut.
a. Young merumuskan nilai sosial, yaitu sebagai asumsi-asumsi yang
abstrak dan sering tidak disadari mengenai apa yang benar dan apa yang
penting.
b. Green, melihat nilai sosial itu sebagai kesadaran yang secara relatif
berlangsung disertai emosi pada objek, ide, dan orang perorangan.
c. Woods, menyatakan bahwa nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk
umum dan sudah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku
dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat itu, dapat dirumuskan bahwa nilai sosial
adalah petunjuk secara sosial pada objek-objek, baik bersifat material
atau nonmaterial. Dengan susunan ini nilai harga diri masing-masing
32

yang diukur dan ditempatkan dalam suatu struktur berdasar ranking
yang ada dalam masyarakat tertentu sifatnya abstrak. Apabila sikap dan
perasaan mengenai nilai sosial diikat bersama dalam suatu sistem, disebut
sebagai sistem nilai sosial.
Wujud nilai dalam kehidupan itu adalah sesuatu yang berharga
sebab dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang indah dan
yang tidak indah, dan baik dan buruk. Wujud nilai dalam
masyarakat berupa penghargaan, hukuman, pujian, dan sebagainya.
Sumber dari nilai itu adalah hal-hal yang berhubungan dalam
masyarakat.
Pada prinsipnya nilai dari seseorang dapat dipelajari sejak masa kanak-
kanak melalui proses sosiologi, dan bisa dipelajari melalui pengalaman
hidup sehari-hari. Pengalaman hidup ini ada yang tertanam dalam diri
anggota masyarakat, tetapi ada pula yang bersifat sementara.
Pengalaman ini sering bertukar, kalau ada pengalaman baru yang
dapat memberikan kepuasan yang lebih besar mereka menyusun asumsi
bahwa apa yang benar dan penting itu adalah sesuatu yang abstrak,
dan sering tidak disadari. Pengalaman itu dapat ditularkan oleh orang
seorang atau grup lain dalam masyarakat dengan tingkat intensitas yang
beraneka ragam. Penularan ini adalah faktor penting dalam
pembentukan pribadi seseorang di masyarakat.
2. Ciri-ciri, Tolok Ukur, Sumber, dan Jenis Nilai Sosial
Nilai adalah tujuan yang ingin dicapai. Nilai sosial ditentukan
berdasarkan ukuran, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianut oleh
masyarakat dalam suatu lingkungan kebudayaan tertentu mengenai apa
yang pantas, luhur, dan baik, yang berdaya guna fungsional demi kebaikan
hidup bersama.
Sosiologi merumuskan nilai berdasar data yang ditemukan di
dalam masyarakat. Data itu diangkat dari pengalaman orang banyak, baik
dari masa lampau atau masa sekarang. Anggota masyarakat tentu
mengalami sendiri atau bersama-sama, daya guna, gotong-royong,
musyawarah, jembatan layang, lalu lintas, taman hiburan, dan sebagainya.
Mereka menghargainya, baik secara terang-terangan, atau diam-diam.
Penghargaan yang mereka berikan itulah yang disebut nilai sosial.
a. Ciri-ciri Nilai Sosial
Beberapa ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut.
1) Nilai sosial adalah konstruksi masyarakat yang tercipta melalui
interaksi di antara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara
sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir.

33
2) Nilai sosial dipelajari dan bukan bawaan lahir. Proses belajar dan
pencapaian nilai-nilai itu sejak kanak-kanak melalui proses
sosialisasi keluarga.
3) Nilai sosial ditularkan dari suatu kelompok ke kelompok yang lain,
melalui bermacam-macam macam proses sosial. Bila nilai itu berwujud
kebudayaan, dapat ditularkan melalui akulturasi, difusi, dan
sebagainya.
4) Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang sudah disetujui
dan diterima secara sosial menjadi dasar tindakan dan tingkah laku,
baik secara pribadi atau secara kelompok, dan secara keseluruhan.
Nilai juga menolong masyarakat agar dapat berfungsi baik. Sistem
nilai sosial sangat penting untuk pemeliharaan kemakmuran dan
kepuasan sosial bersama.
5) Masing-masing nilai memiliki efek yang berbeda pada orang
perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan.
6) Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat
baik positif dan negatif.
b. Tolok Ukur Nilai Sosial
Tolok ukur nilai sosial, yaitu daya guna fungsional suatu nilai dan
kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan
oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat pada nilai sosial
tersebut.
Disebut daya guna fungsional, sebab setiap objek dihargai menurut
fungsinya dalam struktur dan sistem masyarakat yang bersangkutan.
Jadi, penghargaan yang diberikan berbeda-beda, bergantung pada besar
kecilnya fungsi. Presiden memperoleh nilai sosial lebih tinggi daripada
menteri sebab fungsi presiden dinilai lebih tinggi daripada fungsi
menteri. Candi Borobudur dan Candi Mendut memperoleh nilai sosial
yang berbeda. Candi Borobudur dihargai lebih tinggi sebab dinilai
mempunyai nilai sosiokultural yang lebih besar daripada Candi
Mendut, Borobudur dikenal orang di seluruh dunia.
Dari kehidupan sehari-hari ternyata masyarakat terus berubah.
Oleh sebab itu, tidak ada tolok ukur nilai yang bersifat kekal yang ada
dan dapat dibuat hanyalah tolok ukur sementara. Supaya tolok ukur
nilai menjadi bersifat tetap, wajib dipenuhi 2 syarat sebagai berikut.
1) Penghargaan itu wajib diberikan dan disetujui oleh seluruh atau
sebagian besar anggota masyarakat, jadi bukan didasarkan atas
keinginan penilaian individu.
2) Tolok ukur itu wajib diterima sungguh-sungguh oleh minimal
sebagian besar masyarakat.
34

Penghargaan dan kesungguhan penerimaan itu wajib diketahui dan
diukur berdasar kuantitas dan kualitas, pengorbanan yang
dilakukan masyarakat. Untuk mempertahankan kelestarian tolok ukur
itu, juga wajib ada sanksi yang dikenakan apabila ada yang melanggar
kesepakatan bersama. Di samping itu manusia juga dapat mengetahui
intensitas penerimaan itu dari luapan emosi masyarakat, apabila ada
tindakan yang akan menghancurkan.
c. Sumber-sumber Nilai Sosial
Nilai sosial berasal dari daya guna fungsional yang diakui dan
diberikan masyarakat kepada segala kreasi manusia yang disebut
kebudayaan. Sumber itu letaknya di luar orang atau barang yang dihargai
itu. Sumber nilai sosial letaknya di dalam masyarakat itu sendiri, sejauh
masyarakat mengetahui dan mengalami kegunaan atau jasa-jasa orang
dan barang itu. Sumber nilai yang letaknya di luar orang atau
benda yang bernilai itu disebut sumber ekstrinsik.
Selain sumber ekstrinsik, ada pula sumber intrinsik. Pada
masyarakat sebagian terdapat golongan manusia yang sejak lahir
belum pernah menunjukkan jasa untuk masyarakat. Mereka para
penyandang cacat tubuh, mental, dan yatim piatu. Mereka disebut
orang-orang yang tidak memiliki daya guna fungsional bagi
masyarakat, tetapi ternyata ada anggota masyarakat mau menyisihkan
waktu dan uang untuk mereka, mengasuh, dan merawat mereka.
Kesediaan sejumlah orang untuk mengasuh mereka sama sekali tidak
didasarkan pada daya guna fungsional yang praktis tidak mereka
miliki, melainkan pada nilai harkat dan martabat manusia. Dapat
dikatakan bahwa nilai intrinsik dari nilai sosial adalah harkat dan
martabat manusia itu sendiri.
Mutu dan nilai manusia diakui lebih tinggi daripada makhluk-
makhluk lain sebab manusia adalah makhluk yang berpribadi.
Manusia memiliki hak-hak azasi yang tidak dapat dilanggar, tetapi
harus dihormati dan dijunjung tinggi. Manusia berhak dilindungi
undang-undang, bila manusia terlantar dan menderita, dia mempunyai
hak untuk memperoleh pertolongan dari sesama manusia. Di dalam
masyarakat, nasional atau internasional, banyak ditemukan
pelanggaran pada hak-hak asasi manusia, seperti diskriminasi,
perbudakan, dan perang.
d. Jenis-jenis Nilai Sosial
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat terbagi atas tiga jenis
sebagai berikut.
1) Nilai material, yaitu segala benda yang berguna untuk manusia.

35
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna untuk manusia untuk
dapat hidup dan mengadakan kegiatan.
3) Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna untuk rohani manusia.
Nilai kerohanian dibedakan lagi menjadi empat macam, yaitu:
a) nilai moral (kebaikan) yang berasal dari unsur kehendak
atau kemauan (karsa, etika);
b) nilai religius, yang adalah nilai ketuhanan, kerohanian yang
tertinggi dan mutlak;
c) nilai kebenaran (kenyataan) yang berasal dari unsur akal
manusia; dan
d) nilai keindahan, yang berasal dari unsur rasa manusia atau
perasaan (estetis).
3. Macam-macam Nilai
Beberapa macam nilai sebagai berikut.
a. Nilai yang berhubungan dengan kebendaan (bersifat ekonomi). Nilai
ini diukur dari kedayagunaan usaha manusia untuk mencukupi
kebutuhannya.
b. Nilai yang berhubungan dengan kesehatan. Nilai ini erat hubungannya
dengan unsur biologis, manusia selalu berusaha agar sehat jiwa
raganya.
c. Nilai yang berhubungan dengan undang-undang atau peraturan
negara. Nilai ini adalah pedoman untuk setiap warga negara agar
mengetahui hak dan kewajibannya.
d. Nilai yang berhubungan dengan pengetahuan. Nilai pengetahuan
mengutamakan dan mencari kebenaran sesuai konsep keilmuannya.
e. Nilai yang berhubungan dengan agama atau kepercayaannya. Nilai ini
bersumber dari ajaran agama yang menjelaskan mengenai sikap, perilaku,
perbuatan, dan larangan untuk manusia.
f. Nilai yang berhubungan dengan keindahan. Nilai keindahan merupakan
salah satu aspek kebudayaan, misalnya seni musik, seni tari, seni lukis,
dan lain-lainnya
4. Fungsi Nilai Dalam Interaksi Sosial
Dalam kenyataan sehari-hari, setiap manusia, kelompok, maupun
masyarakat selalu dituntut untuk bersikap dan bertingkah laku
berdasarkan nilai-nilai dasar (nilai budaya) yang adalah pandangan
hidup atau pedoman hidup yang dipilih secara selektif dari nilai-nilai
yang ada. Contoh Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa
adalah kristalisasi nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia.
36

Apabila dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sangat sulit
menentukan nilai budaya yang dianut oleh seseorang, kelompok, atau
masyarakat. Hal ini terjadi sebab nilai budaya itu bersifat relatif.
Menurut Kluckhohn semua nilai dalam setiap kebudayaan pada
dasarnya mencakup lima masalah pokok, yaitu sebagai berikut.
a. Nilai Mengenai Hakikat Karya Manusia
Misalnya, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa manusia
berkarya untuk mendapatkan nafkah, kedudukan, dan kehormatan.
b. Nilai Mengenai Hakikat Hidup Manusia
Misalnya, ada yang memahami bahwa hidup itu buruk, hidup itu
baik, dan hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya
hidup itu baik.
c. Nilai Mengenai Hakikat Kedudukan Manusia Dalam Ruang dan Waktu
Misalnya, ada yang berorientasi ke masa lalu, masa kini, dan masa
depan.
d. Nilai Mengenai Hakikat Hubungan Manusia Dengan Alam
Misalnya, ada yang beranggapan bahwa manusia tunduk kepada alam,
menjaga keselarasan dengan alam, atau berhasrat menguasa alam.
e. Nilai Mengenai Hakikat Manusia Dengan Sesamanya
Misalnya, ada yang berorientasi kepada sesama, ada yang berorientasi
kepada atasan, dan ada yang mementingkan diri sendiri.
Nilai memegang peranan penting dalam setiap kehidupan sebab nilai-
nilai menjadi orientasi dalam setiap tindakan melalui interaksi sosial. Nilai
sosial itulah yang menjadi sumber dinamika masyarakat. Apabila nilai-
nilai sosial itu lenyap dari masyarakat maka seluruh kekuatan akan hilang.
Fungsi nilai dalam interaksi sosial sebagai berikut.
a. Nilai berfungsi mengatur cara-cara berpikir dan bertingkah laku secara
ideal. Hal ini terjadi sebab anggota masyarakat selalu dapat melihat cara
bertindak dan bertingkah laku yang terbaik, dan bisa mempengaruhi
dirinya sendiri.
b. Nilai mengembangkan seperangkat perangkat yang siap digunakan untuk
menetapkan harga sosial dari pribadi/grup. Nilai-nilai ini memungkinkan
sistem stratifikasi dalam masyarakat.
c. Nilai dapat berfungsi sebagai perangkat pengawas dengan daya tahan dan
daya mengikat tertentu. Mereka mendorong, menuntun, dan kadang-
kadang menekan manusia untuk berbuat yang tidak baik.

37
d. Nilai dapat berfungsi sebagai perangkat solidaritas di kalangan anggota grup
dan masyarakat.
e. Nilai adalah penentu terakhir untuk manusia dalam memenuhi
peranan-peranan sosialnya. Mereka menciptakan minat dan memberi
semangat pada manusia untuk mewujudkan apa yang diminta dan
diharapkan, menuju terciptanya cita-cita.
K ata Kunci
Nilai itu bersifat individual dan sosial serta mempengaruhi tindakan
dan tingkah laku manusia, baik secara perorangan, kelompok
atau masyarakat.
Tugas
Carilah artikel dari surat kabar atau majalah yang berisi tentang
nilai. Kemudian pikirkan untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan nilai berikut ini.
1. Jelaskan macam-macam nilai sosial di masyarakat!
2. Jelaskan manfaat dan fungsi nilai sosial di masyarakat!
3. Laporkanlah kesulitan dalam penerapan nilai sosial di masyarakat
pada era sekarang!
Diskusikan di depan kelas dan kumpulkan hasil diskusi kepada
bapak/ibu guru untuk dinilai!

Sumber : Sosiologi SMA Kelas X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar