Sabtu, 10 Oktober 2015

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial



Perubahan atau perkembangan dalam interaksi sosial adalah proses
sosial dasar dalam masyarakat.
1. Bentuk Interaksi Sosial
Beberapa proses sosial dasar yang adalah bentuk interaksi sosial
menurut Soerjono Soekanto, yaitu adanya kerja sama, persaingan, konflik,
akomodasi, dan asimilasi.
a. Kerja Sama/Kooperasi
Kerja sama dirumuskan sebagai bekerja bersama, menuju tujuan
bersama. Apabila dua orang atau lebih atau grup bekerja atau bertindak
bersama dalam mengejar tujuan bersama maka sudah terbentuk kooperasi.
Dengan demikian jumlah sumbangan interaksi para partisipan kurang
penting dalam memahami kooperasi sebagai proses sosial.
60

b. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan adalah suatu proses sosial di mana orang seorang
atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi
pusat perhatian dari publik dengan cara mempertajam prasangka yang
telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
c. Konflik/Pertikaian/Pertentangan
Pertikaian ialah suatu proses sosial di mana orang seorang atau
kelompok manusia, berusaha memenuhi tujuan dengan jalan memandang
pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Gambar 3.4
Pertikaian mahasiswa.
(Sumber: Kompas, 30 Mei 2006)
d. Akomodasi
Akomodasi ini juga disebut sebagai kooperasi antagonistik. Dengan
demikian, akomodasi dapat dilihat sebagai proses interaksi sosial
yang menghasilkan interaksi sosial, atau sebagai suatu jalan keluar
untuk mengatasi persaingan dan konflik yang ada.
Akomodasi adalah suatu proses mengembangkan persetujuan
kerja sementara di antara individu atau grup-grup yang sedang berada
dalam keadaan konflik.
Dia berkembang bila individu atau grup-grup melihat adanya
manfaat untuk bekerja sama meskipun masih ada perbedaan yang
menjadi sumber konflik di antara mereka. Akomodasi ini dapat
berlangsung dalam jangka panjang atau jangka pendek.

61
Beberapa bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut.
1) Kompromi
Di dalam kompromi, setiap pihak setuju untuk membuat konsesi
yang memungkinkan mereka mencapai persetujuan. Hal ini dapat
berlanjut sampai semua pihak puas.
2) Arbitrasi
Perselisihan dan konflik antara dua pihak yang sulit diatasi
dengan kompromi, sering diatasi dengan arbitrasi. Di sini pihak
ketiga, baik yang dipilih dan ditentukan oleh kedua belah pihak,
atau badan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak itu diminta
bantuannya.
3) Coercion
Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan oleh suatu paksaan, di mana salah satu pihak berada
dalam keadaan lemah sekali dibanding pihak lawan.
4) Conciliation
Conciliation, yaitu suatu usaha untuk memperhatikan keinginan-
keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai suatu
persetujuan.
5) Stalemate
Stalemate, yaitu suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang
bertentangan sebab mempunyai kekuatan yang seimbang, berhenti
pada suatu titik tertentu dalam melaksanakan pertentangan.
6) Konversi
Dalam bentuk akomodasi ini, satu dari pihak-pihak yang terlibat
konflik menerima aspek-aspek tertentu dari pandangan-pandangan
pihak yang lain. Konversi ini sering dihubungkan dengan
kepercayaan agamawi.
7) Toleransi
Dalam toleransi manusia menerima hak dari setiap orang atau
pihak lain untuk berbeda pendapat.
Di sini dibutuhkan saling pengertian. Bentuk akomodasi seperti
ini kadang-kadang baru berhasil dengan baik setelah kompromi
dan konvensi gagal.
8) Truce
Ini adalah suatu persetujuan untuk menghentikan interaksi
yang bersifat konflik atau persaingan untuk suatu periode waktu
yang ditentukan.
62

9) Displacement
Cara ini berhubungan dengan usaha mengakhiri konflik, dengan
mengalihkan perhatian pada objek bersama.
Gillin menguraikan hasil-hasil dari terjadinya suatu proses
akomodasi, dengan banyak mengambil contoh dari sejarah.
a) Akomodasi menyebabkan usaha-usaha untuk sebanyak-banyaknya
menghindarkan diri dari benih-benih yang dapat menyebabkan
pertentangan yang baru untuk kepentingan integrasi masyarakat.
b) Akomodasi juga menahan keinginan-keinginan untuk bersaing
yang hanya membuang biaya dan tenaga saja.
c) Seringkali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan
suatu kelompok tertentu (misalnya golongan produsen)
sekalipun menyebabkan kerugian pihak lain (pihak konsumen).
d) Akomodasi menyebabkan suatu penetapan yang baru dari
kedudukan orang perorangan dan kelompok manusia. Pertentangan-
pertentangan menyebabkan kedudukan-kedudukan itu
goyah dan suatu akomodasi akan mengukuhkan kembali
kedudukan itu.
e) Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi. Dengan adanya
proses asimilasi maka akan saling mengenal pihak-pihak lain
sehingga akan lebih gampang untuk saling mendekati, dan akan
timbul benih-benih toleransi.
f) Koordinasi bermacam-macam kepribadian yang berbeda. Hal ini terlihat
dengan jelas kalau dua orang misalnya, bersaing untuk menduduki
kedudukan sebagai pemimpin suatu partai politik. Di dalam
kampanye pemilihan, persaingan dilakukan dengan sengit,
tetapi bila salah satu sudah terpilih, biasanya yang kalah diajak
untuk bekerja sama.
g) Perubahan dari institusi-institusi sosial supaya sesuai dengan
keadaan yang baru.
e. Asimilasi
Asimilasi sebagai suatu proses difusi budaya melalui individu-
individu dan grup-grup secara budaya menjadi sama. Proses ini terjadi
bila dua kebudayaan yang berbeda berjumpa dan kebudayaan yang
dominan berasimilasi dengan kebudayaan yang lain.
Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang
sama, meskipun kadang-kadang bersifat emosional, memiliki tujuan mencapai
kesatuan atau paling sedikit suatu integrasi dalam organisasi, pikiran,
dan tindakan.

63
Kalau seseorang mengadakan asimilasi ke dalam suatu kelompok
maka ia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompoknya. Dalam
proses asimilasi mereka mengidentifikasikan dirinya dengan
kepentingan-kepentingan kelompok. Apabila kelompok-kelompok
mengadakan asimilasi maka batas-batas antara kelompok-kelompok
tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu.
Beberapa faktor penghambat asimilasi menurut Koentjaraningrat
antara lain sebagai berikut.
1) Perbedaan-perbedaan fisik.
2) Perbedaan ekstrem dalam latar belakang budaya, misalnya
diskriminasi ras di Afrika Selatan.
3) Prasangka pribadi yang negatif. Misalnya, ada orang tua di Jawa
melarang anaknya berpacaran dengan anak luar Jawa karena
berprasangka bahwa anak luar Jawa itu pasti akan mempermainkan
cinta anak gadisnya.
Beberapa penyebab yang mempermudah asimilasi antara lain sebagai berikut.
1) Toleransi.
2) Suatu sikap yang menghargai orang asing dan kebudayaannya.
3) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
4) Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi seimbang.
5) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
6) Adanya musuh bersama dari luar.
7) Adanya perkawinan campuran (amalgamation).
2. Konsensus dan Kontravensi
Adanya lima proses dari interaksi-interaksi sosial itu (kerja sama,
persaingan, konflik, akomodasi, dan asimilasi) memiliki aspek-aspek yang
beraneka ragam. Dari lima proses ini maka kerja sama, persaingan, dan
konflik dilihat sebagai proses dasar. Selanjutnya ada dua lagi proses
interaksi sosial yang nyaris sama, yaitu konsensus dan kontravensi.
a. Konsensus sangat berdekatan dengan kooperasi (kerja sama), tetapi
keduanya tetap berbeda.
Konsensus adalah suatu area dari persetujuan di mana istilah kooperasi
diletakkan. Konsensus dapat dilihat sebagai suatu permainan yang
sama, kedua belah pihak berusaha memperoleh keuntungan maksimal,
tetapi dipersiapkan untuk memberikan keuntungan-keuntungan kepada
yang lain dalam batas-batas yang masuk akal, supaya menghasilkan
kepuasan yang relatif. Contoh dari konsensus adalah aliansi di antara
negara-negara. Bila anggota-anggota suatu grup berada dalam perbedaan
kepentingan yang dapat menjurus kepada perpecahan dari konflik
maka konsensus sangat dibutuhkan.
64

b. Kontravensi, dapat digambarkan sebagai suatu proses sosial yang
bentuknya di antara persaingan dan konflik.
Menurut Drs. Achmadi, ada tiga tipe umum dari kontravensi, yaitu
kontravensi yang menyangkut suatu generasi masyarakat, kontravensi
yang menyangkut seks, dan kontravensi parlementer. Dia menunjuk
pada grup-grup atau orang perorangan yang berusaha mencegah setiap
orang atau grup yang lainnya dari usaha mencapai tujuan terlepas dari
apakah dia ingin atau tidak ingin untuk mencapai tujuan itu untuk
dirinya sendiri.
Macam-macam kontravensi sebagai berikut.
1) Kontravensi yang menyangkut generasi yang terdapat dalam
masyarakat, di mana perubahan-perubahan terjadi dengan cepat.
Contoh: Adanya pola-pola hubungan antara orang tua dengan
anak-anaknya yang biasanya bersifat asosiatif, tetapi
tidak jarang bahwa dengan meningkatnya usia dan
kedewasaan si anak, terjadi suatu sikap keragu-raguan
terhadap pendirian orang tua yang sudah terikat pada tradisi.
2) Kontravensi yang menyangkut bidang seks, pada umumnya
menyangkut hubungan suami-istri dalam keluarga dan peranannya
dalam masyarakat.
3) Kontravensi parlementer, menyangkut hubungan antara golongan
mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat, baik
menyangkut dalam lembaga-lembaga legislatif, keagamaan,
lembaga-lembaga pendidikan, dan lain-lain.
K ata Kunci
Dalam masyarakat sosial interaksi itu tidak berlanjut terus.
Interaksi selalu mengalami perubahan atau perkembangan mulai dari
terjalin hubungan baik sampai hubungan biasa atau bahkan dapat
terputus.

65
Tugas
Lacak Kasus
1. Buatlah kelompok 5 - 7 orang!
2. Lacaklah kasus berikut ini dengan mencari data dan ungkapkan
kasus itu menurut pandangan kelompok Anda!
3. Kelompok dibagi tiga
Kelompok I, mencari kasus yang menunjukkan persaingan dan
konflik.
Kelompok II, mencari kasus yang menunjukkan displacement.
Kelompok III, mencari kasus yang menunjukkan toleransi dan
truce.
4. Ketiga kasus itu dapat dicari melalui peristiwa yang terjadi
di sekitar wilayah Anda atau melalui media massa seperti surat
kabar dan majalah!
5. Laporkanlah pelacakan tiga kasus itu dengan sistematika:
judul kasus, tempat kejadian, latar belakang, kronologi kejadian,
tindak lanjut, dan kesimpulan!
6. Bahaslah kasus-kasus itu per kelompok masing-masing.
Buatlah laporan tertulis hasil diskusi dan kumpulkan kepada guru
untuk dinilai!

Sumber : Sosiologi SMA Kelas X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar