Sabtu, 10 Oktober 2015

Menerapkan Pengetahuan Sosiologi, Aturan Sosial, Dan Pengendalian Sosial




Pada era globalisasi ini dengan ditandai kemajuan telekomunikasi, segala
bentuk kemajuan budaya gampang dan cepat tersebar. Untuk mengurangi dan
mengatasi perilaku menyimpang diperlukan penerapan pengetahuan
sosial, ketentuan sosial, dan pengendalian sosial dalam kehidupan masyarakat.

Dalam penerapan pengetahuan Sosiologi di masyarakat pada era global
saat ini dan di masa yang akan datang sangat penting. Hal ini disebabkan
masyarakat menghadapi tantangan berat sebab kehidupan masyarakat global
selalu mengalami perubahan setiap saat. Dunia tidak tersekat-sekat, pengaruh
asing luar biasa. Setiap masyarakat dan negara wajib siap menghadapi
persaingan ketat.
Penerapan pengetahuan Sosiologi termasuk ilmu sosial meliputi
pengetahuan geografi, sejarah, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran itu
di sekolah, murid diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Dalam penerapan pengetahuan sosial dalam kehidupan masyarakat, dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Dengan demikian pengetahuan Sosiologi termausk ilmu sosial perlu
dirancang secara sistematis, komprehensif, dan terpadu menuju kehidupan yang
penuh tantangan, persaingan menuju kedewasaan, dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat.
Aturan sosial di masyarakat perlu ditegakkan hubungannya dengan nilai,
norma, dan pranata sosial. Hukum di masyarakat wajib tegak dan adil, KKN
harus diberantas, dan segala bentuk perjudian wajib dihilangkan.
Pengendalian sosial adalah pengawasan oleh masyarakat pada jalannya
pemerintahan, khususnya pemerintah beserta aparatnya. Memang ada benarnya
bahwa pengendalian sosial, berarti suatu pengawasan dari masyarakat terhadap
jalannya pemerintahan.
Pengertian pengendalian sosial itu mencakup segala proses, baik
yang direncanakan atau tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan
memaksa warga masyarakat untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sosial yang berlaku.
Beberapa contoh usaha pengendalian sosial sebagai berikut.
1. Pengendalian sosial dapat dilakukan individu pada individu
lainnya, misalnya: orang tua mendidik anak-anaknya agar menyesuaikan
diri pada kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
126

2. Pengendalian sosial dilakukan individu pada kelompok sosial,
misalnya: seorang guru SMA memimpin beberapa siswanya di dalam
praktik kerja di lapangan.
3. Pengendalian sosial dapat dilakukan suatu kelompok terhadap
kelompok lainnya, atau oleh suatu kelompok pada individu.
1. Tujuan Pengendalian Sosial dan Sifatnya
Pengendalian sosial memiliki tujuan mencapai keserasian antara stabilitas
dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat atau memiliki tujuan untuk
mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan
keadilan.
Berdasarkan sifatnya menurut Haryanto pengendalian sosial dapat
bersifat preventif atau represif atau bahkan kedua-duanya.
a. Preventif adalah suatu usaha pencegahan pada terjadinya
gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.
Usaha-usaha preventif, misalnya dijalankan melalui proses sosialisasi,
pendidikan formal dan informal, teguran, dan seterusnya.
b. Represif adalah usaha pencegahan yang memiliki tujuan untuk dapat
mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Usaha
represif berwujud hukuman, sanksi pada warga masyarakat yang
melanggar dari kaidah-kaidah yang berlaku, dapat melalui ajaran agama.
Agama yang mewajibkan untuk para pemeluknya taat dan patuh terhadap
hukum-hukum agama.
2. Cara Melaksanakan Aturan Sosial dan Pengendalian Sosial
Cara penerapan ketentuan sosial dan pengendalian sosial dapat dilaksanakan
dengan bermacam-macam cara. Pada prinsipnya berkisar pada cara-cara tanpa
kekerasan (persuasif) ataupun dengan paksaan (coersive). Cara mana yang
sebaiknya diterapkan, bergantung pada siapa pengendalian sosial itu
hendak diperlakukan dan dalam keadilan yang bagaimana akan dilaksanakan.
a. Di dalam masyarakat yang tenteram, cara-cara persuasif atau tanpa
kekerasan akan lebih efektif daripada penggunaan paksaan. Hal ini
dikarenakan di dalam masyarakat yang tenteram sebagian besar dari
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sudah melembaga. Namun demikian
walaupun bagaimana tenteramnya suatu masyarakat pasti masih
dijumpai warga-warga yang melaksanakan tindakan-tindakan menyimpang.
Terhadap mereka yang melaksanakan penyimpangan diperlukan suatu
paksaan, agar tidak terjadi goncangan-goncangan yang mengganggu
ketenteraman yang sudah ada.

127
b. Dengan paksaan atau coersive sering diperlukan di dalam masyarakat yang
sedang mengalami perubahan. Dalam keadaan seperti itu pengendalian
sosial membentuk kaidah-kaidah baru untuk menggantikan kaidah-
kaidah lama yang sudah goyah. Cara-cara menggunakan kekerasan ada
batas-batasnya, tidak selalu dapat diterapkan. Biasanya kekerasan
menimbulkan reaksi negatif. Reaksi negatif itu selalu mencari
kesempatan dan menunggu saat di mana agent of social control berada
dalam keadaan lemah.
c. Teknik compulsion dan pervasion. Dalam compulsion diciptakan situasi
sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sikapnya,
yang menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung, sedangkan pada
pervasion norma atau nilai yang ada diulang-ulang penyampaiannya,
dengan harapan bahwa hal itu masuk aspek bawah sadar seseorang.
Dengan demikian maka orang tadi akan mengubah sikapnya sehingga
serasi dengan hal-hal yang diulang-ulang penyampaiannya itu.
3. Alat-alat yang Dipergunakan untuk Melaksanakan Aturan Sosial dan
Pengendalian Sosial
Setiap masyarakat akan mempergunakan alat-alat untuk melaksanakan
aturan sosial dan pengendalian yang cocok dengan kebutuhannya.
Namun yang paling penting adalah bagaimana caranya agar pengendalian
sosial itu melembaga dan mendarah daging dalam masyarakat yang
bersangkutan, agar efektif dalam penerapannya. Alat-alat yang dipergunakan
untuk melakukan aturan sosial dan pengendalian sosial sebagai
berikut.
a. Penyebaran rasa malu di dalam bentuk desas desus mengenai orang-
orang yang bertingkah laku menyimpang, akan lebih efektif terutama
bagi pengendalian diri individu sendiri.
b. Pendidikan baik di sekolah atau di luar sekolah adalah salah
satu perangkat pengendalian sosial yang sudah melembaga, baik pada
masyarakat sederhana atau masyarakat yang sudah kompleks.
c. Teguran dari penguasa pada warga masyarakat yang melanggar.
d. Hukum dalam arti luas, juga adalah alat pengendalian sosial yang
paling bagus sebab lazimnya disertai dengan sanksi-sanksi yang tegas.
e. Ajaran-ajaran agama yang memberikan contoh hak, kewajiban, dan
larangan-larangan untuk para umatnya.
Perwujudan penerapan ketentuan sosial dan pengendalian sosial sebagai
berikut.
a. Penghukuman pada pelanggaran dan larangan yang akan mengakibatkan
kena sanksi untuk pelanggarnya. Kepentingan-kepentingan dari seluruh
kelompok masyarakat dilindungi pelanggar, akan terkena sanksi.
128

b. Pada peristiwa kompensasi standarnya adalah kewajiban di mana
inisiatif untuk memprosesnya ada pada pihak yang dirugikan. Pihak
yang dirugikan akan minta ganti rugi, sebab pihak lawan melakukan
cedera janji. Di sini ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang.
c. Terapi atau konsiliasi yang bersifat remedial. Artinya tujuan untuk
mengembalikan situasi pada keadaan semula sebelum terjadinya sengketa.
Yang pokok bukan siapa yang kalah atau menang, akan, tetapi yang
penting adalah menghilangkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Oleh sebab itu, pada terapi dan konsiliasi adalah normalitas dan
keserasian. Pada terapi, korban mengambil inisiatif sendiri untuk
memperbaiki dirinya dengan pertolongan pihak-pihak tertentu. Misalnya
kasus penyalahgunaan narkotika si korban akhirnya sadar dengan
sendirinya. Pada konsiliasi masing-masing pihak yang bersengketa
mencari upaya untuk menyelesaikannya, dengan kompromi atau
mengundang pihak ketiga.
Perwujudan pengendalian sosial itu, tidak berdiri sendiri-sendiri,
tetapi mungkin adalah kombinasi antara bermacam-macam wujud sebagai
alternatif.
4. Organisasi Sosial Masyarakat
Pokok perhatian utama Sosiologi dewasa ini adalah organisasi sosial.
Secara sederhana, masyarakat yang di dalamnya adalah kita sendiri
sebagai salah satu anggotanya. Dalam organisasi sosial terdapat kelompok-
kelompok dan tata cara yang mereka ciptakan. Organisasi sosial merupakan
jaringan hubungan antarwarga-warga masyarakat yang bersangkutan di
dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi
sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan.
Kelompok dan perkumpulan orang mempunyai kesadaran bersama
terhadap keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok adalah sebagai
dua orang atau lebih yang mempunyai kesamaan identitas dan berinteraksi
satu sama lain secara terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.
K ata Kunci
Penerapan pengetahuan Sosiologi dan pengetahuan sosial, aturan
sosial serta pengendalian sosial dalam kehidupan bermasyarakat
secara optimal sangat penting agar masyarakat dapat tenang, aman,
dan sejahtera.

129
Tugas
Kerjakan secara berkelompok! Carilah CD pembelajaran dengan
topik ”Kebudayaan Desa dan Kota”!
1. Siapkan perangkat dan bahan!
a. Kertas dan alat-alat tulis
b. CD pembelajaran TV, VCD
2. Amatilah tayangan CD pembelajaran itu!
a. Duduk tenang dalam seting kelompok kecil!
b. Lakukan pengamatan dengan tenang penuh perhatian!
c. Hal-hal yang diamati: ciri-ciri masyarakat, aktivitas masyarakat,
kondisi fisik, kondisi lingkungan, sifat paguyuban/patembayan,
pola kegotongroyongan, sarana masyarakat, dan lain-lainnya!
d. Setelah selesai, lakukan diskusi dengan teman Anda!
Laporkanlah hasil tayangan CD dan hasil diskusi secara tertulis
kepada bapak/ibu guru untuk dinilai.

Sumber : Sosiologi SMA Kelas X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar